MDC - Fredi adalah seorang kuli bangunan di sebuah perusahaan. Ia memiliki istri cantik yang ia cintai dan 1 anak pria yang telah menjadi konglomerat di kotanya. Namun Fredi tetap saja memilih untuk hidup mandiri dan sederhana.
Pada suatu hari, setelah ia selesai kerja dan membeli sayur di pasar, ia menelepon sang istri di rumah..
“Sayang, hari ini aku bawa banyak sayur untuk kau masak. Tunggu aku pulang ya!” kata Fredi
Karena saking senang dan tidak sabarnya, Fredi menelepon sambil tidak melihat kanan kiri jalan. Alhasil…
“Hei jalan liat-liat dong! Lihat mobil saya lecet dikit gara-gara kamu” marah orang kaya itu
“Maaf, aku tidak konsentrasi tadi. Berapa biaya yang harus aku ganti untuk membetulkan mobil kamu?” tanya Fredi
“Kamu yakin bisa bayar ganti rugi mobil ini? Lihat kamu saja bawa sayur-sayur murahan dari pasar. Gak yakin kamu bisa ganti mobilku yang mahal”
Namun orang kaya itu terus membentak, membanting sayur-sayuran yang Fredi beli, dan meludah ke arahnya.
“Hei aku kan sudah minta maaf. Kamu kok memperlakukan aku seperti bukan manusia? Aku sekarang memang tidak bawa uang, karena uangnya sudah habis untuk aku belanja ke pasar. Tapi aku akan minta bantuan anakku untuk datang ke sini” tanya Fredi
“Cepat telepon anakmu! Kamu tahu gak, aku itu lagi mau ketemu boss besar di kota ini! Perusahaanku lagi mau minta kerjasama dengannya. Jadi,jangan sampai gagalkan rencanaku hanya karena dirimu!” bentak orang kaya itu
“Nak, ini papa. Kamu boleh ke tempat kerja papa sebentar. Papa tidak sengaja menabrak sebuah mobil dan papa gak bawa uang untuk ganti rugi!” kata Fredi
Mendengar papanya ada dalam masalah, Anton pun segera pergi membantu.
10 menit kemudian..
Tak lama setelah Fredi menelepon anaknya, Anton pun datang menggunakan sepeda..
“Ini anakmu? Dia aja datang menggunakan sepeda. Yakin anakmu bisa menggantikan mobilku yang rusak?” remeh orang kaya itu
“Eh Hp kamu bagus ya? Lebih bagus dari Hp-ku. Pasti Hp curian ya? Atau Hp palsu?” Lalu orang kaya itu membanting Hp Anton sampai pecah.
Hampir saja Anton kehilangan kesabaran untuk memukul orang kaya itu. Tiba-tiba datanglah asisten Anton menggunakan sepedanya..
“Loh tuan, kau kan yang akan rapat dengan bos besar siang ini?”
“Eh kamu! Kamu asisten bos besar ya? Kok naik sepeda sih? Kayak gak punya uang saja!” tanya orang kaya itu
“Orang kaya atau miskin bukan ditentukan dari kendaraannya bukan? Lagian bosku menganjurkan naik sepeda agar ramah lingkungan!” kata asisten Anton
“Loh itu Bos Anton. Boss!” teriak asistennya
Mendengar ucapan dari asisten itu, betapa kagetnya ternyata orang yang ia labrak adalah boss besar yang akan ia minta kerjasama.
“Jangan bercanda. Mana mungkin kamu bos besar kalau penampilannya aja lusuh dan datang menggunakan sepeda” bantah orang kaya itu
“Kalau kamu tidak percaya denganku, lebih baik kau jangan ajak kerjasama dengan perusahaanku! BYE” marah Anton meninggalkan orang kaya itu sendiri.
Akhirnya orang kaya itu menyesali perbuataanya. Ia sadar bahwa tidak seharusnya ia menilai seseorang hanya dari luarnya saja. Sejak saat itu ia belajar harus lebih menghormati dan menghargai orang lebih lagi.