Momen reunian setelah sekian lama nggak bertemu teman-teman memang ditunggu. Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa bertemu dengan teman-teman SMP ku. Aku pun pergi dengan sahabat baiknya, Ryan. Namun tidak disangka, semua tidak seindah yang aku bayangkan.
Begitu aku sampai, teman-temanku tidak begitu memperdulikanku. Mereka malah asyik sendiri karena menurut mereka baju yang aku pakai jelek.
Padahal aku baru dari konstruksi untuk mengecek keadaan anak buahku, makanya aku tidak memakai baju yang bagus.
Nadia, salah satu temanku berkata, “Aduh, lihat kamu sekarang jadi seperti ini jadi malu dulu pernah suka sama kamu.”
Salah satu dari mereka bahkan memberikan aku uang untuk membeli baju baru.
Di situ, aku merasa geram dan pergi meninggalkan tempat itu. Lebih baik aku bersama dengan teman-teman yang menghargai aku daripada bersama dengan teman yang hanya melihat aku dari luarnya saja.
Ternyata begitu aku keluar, Ryan memberitahu teman-temanku kalah proyek yang mereka mau bekerja sama itu dipegang olehku.
Di sana, mereka baru sadar bahwa akulah bos dari perusahaan dan segera mencariku.
“Aku harus dapat proyek ini, kalau tidak mati aku,” kata Jon, temanku yang memberi aku uang tadi.
“Boleh tidak aku kejar kamu lagi,” ujar Nadia.
Aku hanya bisa berkata, “Orang yang kamu pandang rendah hari ini, adalah orang yang kamu tidak bisa kamu sentuh besok.”