Seorang pria Rusia diduga melalukan pemerkosaan sebanyak 729 kali terhadap lima anak angkat perempuannya, yang masih berusia di bawah 17 tahun. Peristiwa pemerkosaan itu terjadi selama lima tahun terakhir di Kota Komsomolsk-on-Amur, timur Rusia. Kasus tersebut terkuak setelah salah satu korban pemerkosaan melapor pada guru di sekolahnya. Identitas dan usia gadis tersebut tidak diungkapkan demi alasan keamanan.Pria yang tidak disebutkan namanya itu kini berada dalam tahanan polisi dan kasus dugaan pemerkosaan itu tengah dalam penyelidikan.
Melansir Siberian Times, pria Rusia tersebut memaksa empat dari lima anak perempuan yang dia angkat, untuk melayani nafsu bejatnya setiap hari, selama lima tahun. Ilya Gudkov, dari Komite Penyelidikan Regional Khabarovsk mengatakan peristiwa itu terjadi mulai 2012 hingga Februari 2017.“Menurut penyelidikan dari September 2012 hingga Februari 2017, pria itu melakukan kejahatan seksual serius kepada lima gadis yang dia asuh. Pelaku kini sudah ditahan,” kata Gudkov, dikutip Independent.Pria tersebut menjadi wali dari kelima gadis tersebut sejak mereka dikirimkan ke rumah orang tua angkat oleh panti asuhan di wilayah itu.Tidak hanya itu, Siberian Times melaporkan, pelaku juga disebut menerima dana pengasuhan sebesar 20 ribu Rubel atau sekitar Rp4 juta per bulan, untuk setiap anak yang dia asuh.Hasil penyelidikan mengungkap sebelumnya pria tersebut tinggal bersama dengan seorang wanita, yang juga mengasuh tiga anak laki-laki. Namun, pengasuhan kelima anak perempuan itu ada di bawah tanggung jawab pria Rusia tersebut.
Di sisi lain, dilaporkan dalam pemeriksaan rutin dinas sosial ke kediaman pelaku selama lima tahun, tidak ditemukan masalah.Atas kasus tersebut, Rusia kini melakukan penyelidikan mengenai sistem pengasuhan yang mengijinkan pria lajang mengasuh anak-anak perempuan.Menteri Pendidikan Rusia Alla Kuznetsova menyebut kini kelima gadis tersebut kembali berada dalam perlindungan panti asuhan. Jika terbukti bersalah, menurut undang-undang Rusia, pria tersebut akan diganjar 15 tahun penjara.